Wednesday, December 28, 2011 0 comment(s)

Teknik Industri ITB

Semua cerita di bawah ini adalah segala sesuatu yang saya tahu tentang Teknik Industri ITB (TI-ITB). Cerita ini ditulis berdasarkan pengalaman masuk TI-ITB, informasi dari sumber lain, dan informasi dari perkuliahan FTI-ITB dan TI-ITB itu sendiri. :)

Sebagai awal, apa itu teknik indutri?
"Industrial Engineering is concerned with the design, improvement, and installation of integrated systems of people, material, equipment, and energy it draws upon specialized knowledge and skill in the mathematical, physical, and social sciences together with the principles and methods of engineering analysis and design to specify, predict, and evaluate the results to be obtained from such system" - The Institute of Industrial Engineers (IIE 1984)


Ada 4 bagian yang penting dari definisi menurut IIE di atas. Bagian-bagian tersebut ialah kata kunci yang sangat mendasar dan akan membuka lebar keberadaan teknik industri sebagai bidang keilmuan. Oleh sebab itu, mari kita bahas satu per satu. 

1. ... design, improvement, and installation ...
Ketiga proses ini memastikan teknik industri sebagai engineering/keteknikan. Dengan begitu, ketiga proses tadi merupakan tugas dan kompetensi utama disiplin Teknik Indutri. Proses perancangan (design), proses perbaikan-penyempurnaan (improvement), dan proses pemasangan/ instalasi (installation).

2. ... integrated systems of people, material, equipment, and energy ...
Teknik Industri memiliki objek kajian yang khas sehingga teknik industri dapat dibedakan dari disiplin engineering lainnya. Objek kajian Teknik Industri ialah sistem terintegrasi! Sistem terintegrasi yang terdiri dari orang (people), material (material), peralatan (equipment), dan sumber energi (energy). Jadi, disiplin Teknik Industri berbica interaksi antara orang,material, peralatan, dan sumber energi tadi secara keseluruhan. Disiplin Teknik Indutri tidak memiliki objek kajian manusia atau perlatan saja tapi melihat segala sesuatunya secara keseluruhan bersama-sama. Di situlah letak perbedaan disiplin Teknik Industri dengan disiplin lain. Saat Teknik Sipil (katakanlah) mengkaji tentang kekuatan sebuah jembatan dengan kapasitas beban tertentu yang diinginkan, Teknik Industri bisa mengkaji seberapa perlu pembangunan jembatan tersebut di suatu daerah, berapa jalur yang diperlukan dengan memperkirakan jumlah kendaraan yang akan melintas sehingga jembatan dapat mengatasi kemacetan. Teknik Industri juga bisa mengkaji berapa pekerja dan alat yang diperlukan sehingga pembangunan jembatan selesai dalam 2 tahun misalnya.

3. ... mathematical, physical, and social sciences ...
Inilah ilmu pengetahuan dasar yang diperlukan disiplin Teknik Industri. Matematika yang utama, Fisika, dan Ilmu Sosial. Masuknya ilmu sosial sebagai ilmu pengetahuan dasar Teknik Industri juga menjadikan disiplin Teknik Industri sebagai disiplin yang khas dan berbeda dari disiplin lain. Mengapa perlu ilmu sosial? Ingat kembali poin2 bahwa disiplin Teknik Industri memiliki objek kajian yang mengandung unsur orang/manusia sehingga diperlukan ilmu sosial. Tiga ilmu pengetahuan dasar ini selanjutnya dilengkapi dengan prinsip-prinsip dan metode engineering.

4.... specify, predict, and evaluate the results to be obtained ...
Objektifnya jelas untuk menentukan (specify), memprediksi (predict), dan mengevaluasi (evaluate) hasil (output) yang akan diperoleh dari suatu sistem yang dikaji. Ingat, sistem yang dikaji ialah sistem terintegrasi (integrated system).

Dari definisi di atas, disiplin Teknik Industri adalah proses kontinu (terus-menerus) untuk menuju kesempurnaan. Perhatikan kata-kata analysis, improvement, predict, evaluate, dsb. Kata-kata tersebut mencirikan perbaikann terus-menerus sehingga diperoleh hasil (output) dari suatu sistem yang lebih dan selalu lebih baik.

Itulah yang menyebabkan disiplin Teknik Industri identik dengan kata efisien, optimasi, keseimbangan. Dengan mencari titik efisien, optimal, dan seimbang, akan didpatkan hasil yang maksimal (lebih baik). Dan memang dari sanalah disiplin Teknik Industri berasal.

Pada awal pembentukannya, terutama saat dan setelah Perang Dunia II, muncul konsep-konsep dasar Teknik Indutri akibat batasan-batasan yang terjadi. Contohnya dialami Tokoh Teknik Industri, Eli Whitney, yang mencetuskan konsep "interchangeable part" (pat-part yang bisa saling menggantikan-substitut) akibat desakan jumlah pesanan senapan yang besar, kekurangan tenaga kerja, dan kualitas bahan baku yang rendah. Contoh lain dari Charles Babbage yang memberikan pekerjaan ringan pada wanita dan anak-anak untuk menekan ongkos.

Kira-kira begitulah sekilas awal munculnya disiplin Teknik Industri. Lalu bagaimana perkembangan pola/ kerangka berpikir disiplin Teknik Industri? Perkembangan pola berpikir disiplin Teknik Industri dibagi menjadi 4 era besar. Era Scientific Management, Administative and Behaavior Management, Management Science, serta Integrated Approach.

Pada awal kemunculannya (Era Scientific Management), seperti yang diceritakan di awal, disiplin Teknik Industri muncul akibat adanya batasan-batasan yang menyertai tujuan besar yang hampir serupa yaitu "meningkatkan produktivitas sistem kerja secara efisien". Intinya, metoda yang tepat ialah memperbaiki hubungan/ interaksi antara manusia, mesin, dan material itu sendiri. Era ini menghasilkan prinsip awal disiplin Teknik Industri yang sering dikenal sebagai "We never find the best way, yet We always find the better ways". Era ini ditandai dengan munculnya metodea-metoda yang berhubungan dengan prouktivitas dan efisiensi seperti penghitungan waktu baku, pembagian kerja sesuai keahlian, studi gerakan, peningkatan produktivitas instrumen-instrumen, sistem penjadwalan, penerapan imbalan bagi pekerja berprestasi, pembuatan tataletak pabrik, dlsb.

Era Adm. and Bhavior Management merupakan kelanjutan dari era sebelumnya. Pada era ini, disiplin Teknik Industri dipengaruhi oleh perkembangan ilmu-ilmu manajemen, administrasi, human relation, dll. Perubahan yang cukup besar terjadi adalah skala. Jika sebelmnya, pola berpikir diterapakan pada tingkat stasiun kerja, kali ini, pola berpikir merambah ke skala organisasi dengan masuknya ilu-ilmu sosial di samping ilmu teknikal. Tokoh penting pda era ini ialah Henry Fayol dengan sistem bisnis, 14 prinsip manajemen, dan proses manajemennya. Selain itu muncul pula teori birokrasi (Max Weber), demokrasi, compliance, hawthorne effect, higienik, teori peringkat kebutuhan, teori kebutuhan Maslow, dlsb.

Perkembangan ilmu-ilmu dasar seperti kalkulus dan perkembangan zaman turut mengembangkan disiplin Teknik Industri menjadi lebih besar dan real. Objek kajian semakin rumit dengan berbagai keterbatasan (constraints) dalam menyelesaikan masalah. Pendekatan yang tadinya sederhana berubah semakin rumit agar bisa menggambarkan masalah yang sebenarnya. Perkembangan ini menjadi ciri khas era Management Science dimana lahir tiga jenis pendekatan yaitu Optimasi Klasik (Classical Optimization), Penyelidikan Operasional (Operational Research), Simulasi (Simulation). Intinya, pendekatan-pendekatan ini melahirkan model-model matematis yang di dalamnya terkandung beberapa komponen model seperti kriteria kinerja (Perormance Criteria - tujuan yang ingin dicapai dalam memecahkan masalah), variabel keputusan (Decision Variable - Variabel yang akan diputuskan untuk mencapai tujuan), pembatas (Constraints - kendala yang ada/ kemampuan maksimum), parameter (Parameter - Nilai inputan yang besarnya relatif tetap), serta hubungan logika (Logical Relationship - keterkaitan antar komponen). Dari situlah diformulasikan model yang teat untuk mencari solusi. Masih banyak tahapan. Penentuan sifat kebebasan kejadian (deterministik, probabilistik, tak tentu), verifikasi-validasi model, solusi feasible-vs-optimal, pengembangan model, pencarian solusi, sampai penggunaan software untuk mencari solusi.

Pada era Integrated Approach, pol berikir Teknik Industri digunakan lebih luas. Bukan hanya stasiun kerja, bukan hanya organisasi. Objeknya meluas menjadi kesatuan sistem. Berpikir secara luas tidak hanya melihat satu stasiun/ organisasi. Mengapa? Objektifnya dapat dikatakan hasil yang maksimal. Namun perlu diingat, kondisi maksimal suatu organisasi/ stasiun kerja belum tentu bahkan tidak diiringi kondisi maksimal di organisasi/ stasiun kerja lainnya yang berhubungan. Oleh sebab itu, diperlukan kondisi maksimal di semua lini sehingga menghasilkan kondisi maksimal secara keseluruhan sistem. Ambilah contoh, divisi produksi begitu hebat dan sangat produktif karena mampu menghasilkan 500 meja dalam sehari. Di lain sisi, divisi marketing dan penjualan hanya mampu menjual 200 meja dalam sehari karena ada keterbatasan harga dan yang terutama permintaan pelanggan. Dari situ kita bisa melihat keseluruhan perusahaan pembuat meja akan merugi meskipun divisi produksinya begitu hebat.

Akhir-akhir ini muncul pola pikir anyar dimana sistem informasi dan energi masuk menjadi bagian dalam pol berpikir Teknik Industri. Identik dengan data, sistem informasi memungkinkan penyelesaian masalah dapat mengacu pada kejadian-kejadian yang pernah ada dan diharapkan dapat diperoleh hasil yang lebih baik. Sistem informasi juga berkembang seiring perkembangan teknologi. Dengan demikian tidak aneh lagi jika model-model yang ada dapat bergerak dengan data yang telah ada dan terus menguppdate dirinya sendiri sehingga solusi yang dihasilkan tidak usang dan tetap up-to-atedengan kejadian yang sebenarnya terjadi saat itu.Di situlah awal kemunculan model yang bersifat real-time seperti sistem di Stock Market dan sistem pelelangan bunga online di Belanda.

Bagaimana TI-ITB?
TI-ITB menggunakan Sistem Konkrit Manufaktur (SKM) sebagai acuan dalam proses pendidikan. Mengapa? SKM bersifat real, komplit, komprehensif, dan sesuai nilai historis. Real karena dapat divisualisasikan secara nyata sehingga dapat dipahami secara nyata proses-proses yang terjadi dalam sistem terintegrasi. Komplit karena dapat mewakili selruh struktur dan komponen dalam sistem integral yaitu man, machine, material maupun aspek fungsional (interaksi dan informasi). Komprehensif karena sangat jelas batasan (boundary) antar sistem yang dikaji dan lingkungan sekitarnya. Nilai historis mengingat TI-ITB berasal dari Teknik Produksi, Departemen Mesin ITB.

Itulah sekilas tentang disiplin Teknik Industri. Masih banyak keseruan di dalam Teknik Industri yang sulit dijelaskan di sini. Mengutip kata-kata dari TI-UI, "Engineers make things, Industrial Engineers make things better" :D
Thursday, December 22, 2011 0 comment(s)

Follow @acfua !

Thursday, December 15, 2011 0 comment(s)

Mission Imposible 4 - Ghost Protocol Trailer

Thursday, December 08, 2011 0 comment(s)

Story of Christmas Tree


Kisah Pohon Natal merupakan bagian dari riwayat hidup St. Bonifasius, yang nama aslinya adalah Winfrid. St. Bonifasius dilahirkan sekitar tahun 680 di Devonshire, Inggris. Pada usia lima tahun, ia ingin menjadi seorang biarawan; ia masuk sekolah biara dekat Exeter dua tahun kemudian. Pada usia empatbelas tahun, ia masuk biara di Nursling dalam wilayah Keuskupan Winchester. St. Bonifasius seorang yang giat belajar, murid abas biara yang berpengetahuan luas, Winbert. Kelak, Bonifasius menjadi pimpinan sekolah tersebut.


Pada waktu itu, sebagian besar penduduk Eropa utara dan tengah masih belum mendengar tentang Kabar Gembira. St. Bonifasius memutuskan untuk menjadi seorang misionaris bagi mereka. Setelah satu perjuangan singkat, ia mohon persetujuan resmi dari Paus St. Gregorius II. Bapa Suci menugaskannya untuk mewartakan Injil kepada orang-orang Jerman. (Juga pada waktu itu St. Bonifasius mengubah namanya dari Winfrid menjadi Bonifasius). St. Bonifasius menjelajah Jerman melalui pegunungan Alpen hingga ke Bavaria dan kemudian ke Hesse dan Thuringia. Pada tahun 722, paus mentahbiskan St. Bonifasius sebagai uskup dengan wewenang meliputi seluruh Jerman. Ia tahu bahwa tantangannya yang terbesar adalah melenyapkan takhayul kafir yang menghambat diterimanya Injil dan bertobatnya penduduk. Dikenal sebagai “Rasul Jerman”, St. Bonifasius terus mewartakan Injil hingga ia wafat sebagai martir pada tahun 754. Marilah kita memulai cerita kita tentang Pohon Natal.


Dengan rombongan pengikutnya yang setia, St. Bonifasius sedang melintasi hutan dengan menyusuri suatu jalan setapak Romawi kuno pada suatu Malam Natal. Salju menyelimuti permukaan tanah dan menghapus jejak-jejak kaki mereka. Mereka dapat melihat napas mereka dalam udara yang dingin menggigit. Meskipun beberapa di antara mereka mengusulkan agar mereka segera berkemah malam itu, St. Bonifasius mendorong mereka untuk terus maju dengan berkata, “Ayo, saudara-saudara, majulah sedikit lagi. Sinar rembulan menerangi kita sekarang ini dan jalan setapak enak dilalui. Aku tahu bahwa kalian capai; dan hatiku sendiri pun rindu akan kampung halaman di Inggris, di mana orang-orang yang aku kasihi sedang merayakan Malam Natal. Oh, andai saja aku dapat melarikan diri dari lautan Jerman yang liar dan berbadai ganas ini ke dalam pelukan tanah airku yang aman dan damai! Tetapi, kita punya tugas yang harus kita lakukan sebelum kita berpesta malam ini. Sebab sekarang inilah Malam Natal, dan orang-orang kafir di hutan ini sedang berkumpul dekat pohon Oak Geismar untuk memuja dewa mereka, Thor; hal-hal serta perbuatan-perbuatan aneh akan terjadi di sana, yang menjadikan jiwa mereka hitam. Tetapi, kita diutus untuk menerangi kegelapan mereka; kita akan mengajarkan kepada saudara-saudara kita itu untuk merayakan Natal bersama kita karena mereka belum mengenalnya. Ayo, maju terus, dalam nama Tuhan!”

 
Mereka pun terus melangkah maju dengan dikobarkan kata-kata semangat St. Bonifasius. Sejenak kemudian, jalan mengarah ke daerah terbuka. Mereka melihat rumah-rumah, namun tampak gelap dan kosong. Tak seorang pun kelihatan. Hanya suara gonggongan anjing dan ringkikan kuda sesekali memecah keheningan. Mereka berjalan terus dan tiba di suatu tanah lapang di tengah hutan, dan di sana tampaklah pohon Oak Kilat Geismar yang keramat. “Di sini,” St. Bonifasius berseru sembari mengacungkan tongkat uskup berlambang salib di atasnya, “di sinilah pohon oak Kilat; dan di sinilah salib Kistus akan mematahkan palu sang dewa kafir Thor.”

Di depan pohon oak itu ada api unggun yang sangat besar. Percikan-percikan apinya menari-nari di udara. Warga desa mengelilingi api unggun menghadap ke pohon keramat. St. Bonifasius menyela pertemuan mereka, “Salam, wahai putera-putera hutan! Seorang asing mohon kehangatan api unggunmu di malam yang dingin.” Sementara St. Bonifasius dan para pengikutnya mendekati api unggun, mata orang-orang desa menatap orang-orang asing ini. St. Bonifasius melanjutkan, “Aku saudaramu, saudara bangsa German, berasal dari Wessex, di seberang laut. Aku datang untuk menyampaikan salam dari negeriku, dan menyampaikan pesan dari Bapa-Semua, yang aku layani.”

Hunrad, pendeta tua dewa Thor, menyambut St. Bonifasius beserta para pengikutnya. Hunrad kemudian berkata kepada mereka, “Berdirilah di sini, saudara-saudara, dan lihatlah apa yang membuat dewa-dewa mengumpulkan kita di sini! Malam ini adalah malam kematian dewa matahari, Baldur yang Menawan, yang dikasihi para dewa dan manusia. Malam ini adalah malam kegelapan dan kekuasaan musim dingin, malam kurban dan kengerian besar. Malam ini Thor yang agung, dewa kilat dan perang, kepada siapa pohon oak ini dikeramatkan, sedang berduka karena kematian Baldur, dan ia marah kepada orang-orang ini sebab mereka telah melalaikan pemujaan kepadanya. Telah lama berlalu sejak sesaji dipersembahkan di atas altarnya, telah lama sejak akar-akar pohonnya yang keramat disiram dengan darah. Sebab itu daun-daunnya layu sebelum waktunya dan dahan-dahannya meranggas hingga hampir mati. Sebab itu, bangsa-bangsa Slav dan Saxon telah mengalahkan kita dalam pertempuran. Sebab itu, panenan telah gagal, dan gerombolan serigala memporak-porandakan kawanan ternak, kekuatan telah menjauhi busur panah, gagang-gagang tombak menjadi patah, dan babi hutan membinasakan pemburu. Sebab itu, wabah telah menyebar di rumah-rumah tinggal kalian, dan jumlah mereka yang tewas jauh lebih banyak daripada mereka yang hidup di seluruh dusun-dusunmu. Jawablah aku, hai kalian, tidakkah apa yang kukatakan ini benar?” Orang banyak menggumamkan persetujuan mereka dan mereka mulai memanjatkan puji-pujian kepada Thor.

 
Ketika suara-suara itu telah reda, Hunrad mengumumkan, “Tak satu pun dari hal-hal ini yang menyenangkan dewa. Semakin berharga persembahan yang akan menghapuskan dosa-dosa kalian, semakin berharga embun merah yang akan memberi hidup baru bagi pohon darah yang keramat ini. Thor menghendaki persembahan kalian yang paling berharga dan mulia.”


Dengan itu, Hunrad menghampiri anak-anak, yang dikelompokkan tersendiri di sekeliling api unggun. Ia memilih seorang anak laki-laki yang paling elok, Asulf, putera Duke Alvold dan isterinya, Thekla, lalu memaklumkan bahwa anak itu akan dikurbankan untuk pergi ke Valhalla guna menyampaikan pesan rakyat kepada Thor. Orang tua Asulf terguncang hebat. Tetapi, tak seorang pun berani berbicara.


Hunrad menggiring anak itu ke sebuah altar batu yang besar antara pohon oak dan api unggun. Ia mengenakan penutup mata pada anak itu dan menyuruhnya berlutut dan meletakkan kepalanya di atas altar batu. Orang-orang bergerak mendekat, dan St. Bonifasius menempatkan dirinya dekat sang pendeta. Hunrad kemudian mengangkat tinggi-tinggi palu dewa Thor keramat miliknya yang terbuat dari batu hitam, siap meremukkan batok kepala Asulf yang kecil dengannya. Sementara palu dihujamkan, St. Bonifasius menangkis palu itu dengan tongkat uskupnya sehingga palu terlepas dari tangan Hunrad dan patah menjadi dua saat menghantam altar batu. Suara decak kagum dan sukacita membahana di udara. Thekla lari menjemput puteranya yang telah diselamatkan dari kurban berdarah itu lalu memeluknya erat-erat.


St. Bonifasius, dengan wajahnya bersinar, berbicara kepada orang banyak, “Dengarlah, wahai putera-putera hutan! Tidak akan ada darah mengalir malam ini. Sebab, malam ini adalah malam kelahiran Kristus, Putera Bapa Semua, Juruselamat umat manusia. Ia lebih elok dari Baldur yang Menawan, lebih agung dari Odin yang Bijaksana, lebih berbelas kasihan dari Freya yang Baik. Sebab Ia datang, kurban disudahi. Thor, si Gelap, yang kepadanya kalian berseru dengan sia-sia, sudah mati. Jauh dalam bayang-bayang Niffelheim ia telah hilang untuk selama-lamanya. Dan sekarang, pada malam Kristus ini, kalian akan memulai hidup baru. Pohon darah ini tidak akan menghantui tanah kalian lagi. Dalam nama Tuhan, aku akan memusnahkannya.” St. Bonifasius kemudian mengeluarkan kapaknya yang lebar dan mulai menebas pohon. Tiba-tiba terasa suatu hembusan angin yang dahsyat dan pohon itu tumbang dengan akar-akarnya tercabut dari tanah dan terbelah menjadi empat bagian.

Di balik pohon oak raksasa itu, berdirilah sebatang pohon cemara muda, bagaikan puncak menara gereja yang menunjuk ke surga. St. Bonifasius kembali berbicara kepada warga desa, “Pohon kecil ini, pohon muda hutan, akan menjadi pohon kudus kalian mulai malam ini. Pohon ini adalah pohon damai, sebab rumah-rumah kalian dibangun dari kayu cemara. Pohon ini adalah lambang kehidupan abadi, sebab daun-daunnya senantiasa hijau. Lihatlah, bagaimana daun-daun itu menunjuk ke langit, ke surga. Biarlah pohon ini dinamakan pohon kanak-kanak Yesus; berkumpullah di sekelilingnya, bukan di tengah hutan yang liar, melainkan dalam rumah kalian sendiri; di sana ia akan dibanjiri, bukan oleh persembahan darah yang tercurah, melainkan persembahan-persembahan cinta dan kasih.”


Maka, mereka mengambil pohon cemara itu dan membawanya ke desa. Duke Alvold menempatkan pohon di tengah-tengah rumahnya yang besar. Mereka memasang lilin-lilin di dahan-dahannya, dan pohon itu tampak bagaikan dipenuhi bintang-bintang. Lalu, St. Bonifasius, dengan Hundrad duduk di bawah kakinya, menceritakan kisah Betlehem, Bayi Yesus di palungan, para gembala, dan para malaikat. Semuanya mendengarkan dengan takjub. Si kecil Asulf, duduk di pangkuan ibunya, berkata, “Mama, dengarlah, aku mendengar para malaikat itu bernyanyi dari balik pohon.” Sebagian orang percaya apa yang dikatakannya benar; sebagian lainnya mengatakan bahwa itulah suara nyanyian yang dimadahkan oleh para pengikut St. Bonifasius, “Kemuliaan bagi Allah di tempat mahatinggi, dan damai di bumi; rahmat dan berkat mengalir dari surga kepada manusia mulai dari sekarang sampai selama-lamanya.”


Sementara kita berkumpul di sekeliling Pohon Natal kita, kiranya kita mengucap syukur atas karunia iman, senantiasa menyimpan kisah kelahiran Sang Juruselamat dalam hati kita, dan menyimak nyanyian pujian para malaikat.


sumber : “Straight Answers: Christmas Tree Origins” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2002 Arlington Catholic Herald.  All rights reserved; www.catholicherald.com dengan pengubahan seperlunya
 
;